Kamis, 06 September 2012

Viagra, dan Efek Sampingnya


Anda pengguna Viagra, Cialis, atau Levitra? Jika iya, kini saatnya Anda mulai berhati-hati. Menurut peringatan terbaru di Amerika, rutin mengkonsumsi obat yang membuat pria tetap 'greng' di ranjang ini memiliki efek samping pada pendengaran.
Pernyataan bahaya Viagra ini dikeluarkan oleh FDA (Lembaga Obat dan Makanan AS) setelah memperoleh keluhan dari beragam konsumen Viagra, obat buatan Pfizer Inc. (PFE.N), yang mengalami kehilangan pendengaran secara tiba-tiba.

Viagra sebenarnya nama merek untuk obat generik Sildenafil, yang diproduksi oleh Pfizer, hanya salah satu perusahaan obat terbesar di dunia yang mulai di produksi sejak tahun 1998. Hal ini digunakan untuk disfungsi ereksi pada pria agar cukup sehat untuk memiliki aktivitas seksual. Apa yang banyak orang tidak tahu adalah bahwa bentuk kuat dari obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi di paru-paru. Jadi, penting untuk mengetahui bahwa Anda tidak dapat menggantikan salah satu bentuk obat ini bagi orang lain.

Cara kerja Viagra adalah memaju Jantung dan menyebabkan melebarkan pembuluh darah alat kelamin, yang membantu dalam mempertahankan ereksi. Obat ini harus diminum minimal 30 menit sebelum melakukan aktivitas seksual. Mengambil lebih dari 4 jam sebelum aktivitas seksual terlalu lama dan viagra tidak akan efektif setelah itu.

Efek samping Viagra termasuk sakit perut, sakit kepala, pusing, atau sakit kepla berlebihan. Dalam kasus yang lebih ekstrim, diare yang lama.


Efek samping Viagra ini pertama kali dilaporkan oleh dua peneliti di RS Air Force, Bangalore, India, saat seorang pria berusia 44 tahun mengeluh tak bisa lagi mendengar setelah dia mengkonsumsi Viagra selama 15 hari, seperti dikutip dari newspedia, edisi Oktober 2007.

Sampai saat ini tercatat ada 29 kasus gangguan pendengaran yang disebabkan Viagra dan dua merk lain, Cialis dan Levitra. Di mana sekitar 70 persen penggunanya mengalami tuli permanen, dengan atau tanpa dibarengi gejala vestibular yang meliputi telinga berdengung, rasa pusing atau bahkan vertigo.

Kasus yang sama juga pernah terjadi pada 1996, di mana kasus kehilangan pendengaran terjadi setelah dua hari konsumsi obat.

"Kita tidak dapat mengatakan secara pasti semua itu disebabkan oleh obat, tapi kita juga tak bisa membiarkan kasus ini", papar Dr Robert Boucher, spesialis THT dari FDA.

FDA sendiri juga sudah mengeluarkan peringatan untuk Cialis (tadalafil), Levitra (vardenadil), dan Viagra (sildenafil). Semua obat ini rata-rata menggunakan mekanisme yang sama untuk membantu dan mempertahankan ereksi. Mereka membuat relaksasi pada otot polos, dengan menghambat enzim fosfodiestrase (PDE5). Otot polos ini berperan dalam impotensi yang disebut corpus kavernosum, yaitu jaringan yang mendukung ereksi. Namun sampai saat ini belum diketahui pasti apakah senyawa kimiwa tersebut bisa merusak telinga bagian dalam.

Tanggapan produsen 'pil cinta'

Peraturan dari FDA ini mendapat sambutan dari berbagai produsen pil yang dikenal dengan 'pil cinta' tersebut. Eli Lilly (LLY.N), produsen Cialis dan GlaxoSmithKline Plc (GSK.L) yang menjual Levitra menganggap laporan tersebut hanya mewakili sedikit masalah yang sesungguhnya mengenai perangkat medis dan obat.


Bahaya Viagra sesungguhnya, adalah kemungkinan hilangnya penglihatan pada satu atau bahkan kedua mata. Hal ini dapat sementara atau permanen dalam kasus yang ekstrim. Jika Anda memiliki penyakit jantung, diabetes atau kolesterol tinggi atau riwayat masalah mata, risiko ini sangat meningkat. Juga, dalam kombinasi dengan obat-obatan tertentu yang mengandung nitrogliserin atau mononitrate, kematianpun dapat terjadi.

Jika Anda akan menggunakan Viagra, obat ini hanya bisa diresepkan oleh dokter yang pertama kali akan memeriksa diri Anda untuk menentukan apakah Anda dapat menggunakan Viagra dengan aman. Jika Anda memiliki riwayat / gejala jantung, diabetes, kolesterol tinggi dan riwayat penyakit mata, dokter Anda kemungkinan besar tidak akan memberikan resep Viagra untuk kondisi Anda.


Pembuat obat Pfizer dan Lilly menyatakan data mereka tak menunjukkan hubungan sebab akibat apapun antara kehilangan pendengaran dan obat itu.

Wakil Presiden Pfizer Urusan Medis Dr. Ponni Subbiah mengatakan kehilangan pendengaran termasuk dalam bagian iklan Viagra pada labelnya dengan persetujuan FDA pada 1998. Itu terjadi pada kurang dari 2 persen pasien dalam percobaan klinis, yang dikatakannya secara statistik tidak besar dibandingkan dengan orang yang berada dalam kelompok pengganti.

Sementara itu, Keri McGrath, jubir Lilly, mengatakan kajian Lilly baru-baru ini mendapati sebanyak 1,1 peristiwa kehilangan pendengaran secara mendadak per satu juta pengguna Cialis, yang bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan angka penduduk secara umum. Hampir 12 juta pria menggunakan resep obat tersebut.

Schering-Plough Corp. (SGP.N) dan GlaxoSmithKline, yang memasarkan Levitra di Amerika Serikat, melalui juru bicaranya Lee Davies mengatakan perusahaan mereka akan mematuhi permintaan FDA dan menyatakan semua kasus kehilangan pendengaran bersifat sementara.

Saat ini National Institute on Deafness and Other Communication Disorders mencatat sekitar 4 ribu kasus kehilangan pendengaran secara mendadak terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya.

FDA meminta pengguna Viagra untuk memeriksakan diri jika mengalami gangguan pendengaran usai mengkonsumsi viagra. Meski pada akhirnya pilihan tetap ada di tangan pada pasien? Mana yang lebih penting perkasa di ranjang atau kehilangan pendengaran?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India