Minggu, 30 September 2012

7 Penyebab Kita Mengalami Pingsan




Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.

Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.

1. Reaksi saraf vagus
Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik, dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.

2. Perubahan tekanan darah
Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.
3. Anemia
Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya, menstruasi berlebihan).

4. Dehidrasi
Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum. Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.

5. Syok
Syok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah. Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.


6. Obat
Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan. Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.

7. Hipoglikemi
Kekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama.
Apa yang harus dilakukan bila Anda merasa akan pingsan?

Sebelum pingsan, Anda biasanya merasa pening, pusing, ruangan seperti berputar, mual dan berkeringat dingin. Anda juga mungkin mengalami penglihatan kabur atau pendengaran berdesing. Jika Anda merasa seperti akan pingsan, berbaringlah. Jika Anda tidak dapat berbaring, duduk dan berjongkoklah dengan meletakkan kepala Anda di antara lutut Anda. Hal ini membantu mengalirkan darah ke otak Anda. Tunggulah sampai Anda merasa lebih baik sebelum mencoba berdiri. Ketika Anda berdiri, lakukanlah perlahan-lahan.

5 Kebiasaan Yang Bisa Membuat Anda Terlihat Tua

http://www.timezoneoneblog.com/wp-content/uploads/2008/12/ugly_old_man.jpg

Produk perawatan wajah anti-aging memang sudah banyak dijual di pasaran. Namun, jika Anda tetap melakukan kebiasaan buruk, semahal apapun produk anti-aging Anda, itu tidak akan memberikan hasil yang signifikan.

Terlihat tua tidak hanya tentang wajah yang berkerut saja, penurunan energi juga merupakan tanda-tanda Anda mengalami penuaan. Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa menyebabkan Anda terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya. Berikut lima kebiasaan buruk yang dikutip dari sheknows.

1. Makan terlalu banyak
Makan terlalu banyak tentu saja menimbulkan dampak negatif terhadap tubuh, hal ini juga berlaku saat memakan buah dan sayuran terlalu banyak. Tidak hanya menambah berat tubuh saja, Anda bisa terkena risiko awal penyakit jantung dan diabetes.
Sebaiknya perhatikan asupan kalori dan lemak dalam tubuh. Jika berolahraga bukanlah pilihan Anda, tips ini bisa menjadi pilihan agar tubuh tetap langsing.

2. Menatap layar terlalu lama
Apakah Anda termasuk orang yang suka berlama-lama menonton televisi, bermain video game atau bekerja di depan komputer? Hati-hati, beberapa hal ini memiliki dampak buruk pada penglihatan (mata Anda lebih juling saat meilihat ke layar komputer), berat badan (terlalu banyak duduk tidak membakar kalori) dan otak (perlu adanya stimulasi aktif pada otak untuk menghindari degenerasi). Oleh karena itu, batasi jumlah pemakaian komputer atau televisi sekarang juga, Anda pun akan segera melihat perbedaannya.

3. Stres
Stres memiliki dampak negatif terhadap semua aspek kesehatan tubuh. Mulai dari efisiensi detak jantung hingga bagaimana otak Anda bereaksi terhadap situasi tertentu. Cara menghindari stres adalah dengan berani berkata tidak. Sebagian besar stres yang dialami berasal dari ketidakmampuan Anda mengambil keputusan. Muka yang murung dan kusam saat stres membuat Anda tampak lebih tua dari usia yang sebenarnya.

4. Kurangnya frekuensi bercinta
Untuk Anda pasangan suami istri, kehidupan seks yang sehat dan aktif adalah kunci utama untuk mempertahankan energi muda. sebuah penelitian menemukan bahwa bercinta terbukti mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekuatan jantung.

5. Pemutar musik portable
Kemajuan teknologi memungkikan Anda mendengarkan musik dimanapun. Namun, tahukan Anda mendengarkan musik dengan headset terlalu sering bisa mengakibatkan kerusakan pada kualitas pendengaran. Tidak ada satu hal pun yang membuat Anda merasa lebih tua daripada menyadari bahwa pendengaran Anda sudah lagi tidak maksimal. Sebaiknya batasi pemakaian headset dan jaga volume musik pada tingkat yang nyaman dan aman.

Herbal : Obat Darah Tinggi

Obat Tradisional Untuk Darah Tinggi


Untuk mencegah dan menurunkan penyakit tekanan darah tinggi, biasanya dilakukan dengan cara minum obat-obatan yang banyak dijual dipasaran. Padahal, ada resep tradisional yang bisa dikonsumsi oleh penderita. Selain murah meriah, resep tradisional ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar kita.
Berikut beberapa resep obat tradisional untuk darah tinggi dari Madura untuk menurunkan dan mencegah tekanan darah tinggi serta menjaga agar tetap stabil.
1. Meminum Air perasan buah belimbing. Untuk mencegah tekanan darah tinggi dan agar selalu dalam kondisi yang normal, penderita tekanan darah tinggi dapat meminum air parutan buah belimbing setiap dua hari sekali.
Caranya, buah belimbing yang cukup besar dan sudah setengah matang, diparut halus, kemudian diperas airnya sebanyak satu gelas. Minumlah setiap pagi hari selama satu bulan. Setelah satu bulan, minum air perasan belimbing dua hari sekali.
Selama Anda rajin meminumnya, diharapkan tensi anda akan tetap normal. Tetapi yang harus diingat, jangan sekali-kali mencampurkan air perasan belimbing dengan gula pasir atau sirup karena akan menimbulkan efek sebaliknya.
Bagi penderita tekanan darah terlalu tinggi, pada bulan pertama, minum air perasan belimbing dari dua buah belimbing yang cukup besar. Setelah satu bulan, minum air perasan belimbing dua hari sekali.
2. Meminum sari air seledri. Agar tensi tetap stabil dan tidak menderita tekanan darah tinggi, bisa juga digunakan sari air seledri.
Caranya, tumbuk segenggam daun seledri sampai halus, kemudian disaring dan peras dengan menggunakan sehelai kain halus. Buat air perasan seledri sebanyak satu gelas. Diamkan selama satu jam, baru diminum dengan sedikit ampas yang terdapat dalam gelas. Jika bisa, usahakan minum air perasan seledri satu gelas pagi dan sore. Lakukan hal tersebut tiap hari.
3. Meminum air perasan mengkudu. Buah Mengkudu, Noni atau Pace, di samping berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, buah ini juga sangat berkhasiat untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Caranya, ambillah tiga buah mengkudu, diparut halus dan kemudian diperas dengan saringan sehelai kain. Buat menjadi satu gelas. Minumlah satu gelas sari mengkudu pada pagi dan sore hari.
4. Memakan tiga siung bawang putih. Bawang putih, disamping digunakan untuk rempah-rempah dan bumbu dapur, ternyata juga berkhasiat untuk mencegah tekanan darah tinggi. Dalam Resep Tradisional Madura, mengkonsumsi bawang putih ternyata dapat menstabilkan tekanan darah.
Caranya, ambillah tiga siung bawang putih, lalu makan mentah-mentah tanpa direbus atau dimasak. Lakukan hal ini setiap hari pada pagi dan sore hari, sekali makan cukup tiga siung bawang putih. Pilihlah bawang putih yang kulitnya coklat kehitaman, karena mutunya jauh lebih baik. Bagi mereka yang tidak bisa memakan mentah, bisa juga merebus dulu bawang putih tersebut. Namun, jumlahnya delapan siung tiap kali makan.
Keempat resep diatas adalah merupakan resep tradisonal, yang dipercaya sangat berkhasiat untuk mencegah, maupun menurunkan tekanan darah tinggi. Aneka resep tradisional ini berkembang di kalangan masyarakat di pulau Jawa dan Madura.
Bagi penderita tekanan darah tinggi, tak ada salahnya mencoba resep warisan nenek moyang ini. Tapi jangan lupa disertai berpantang makanan yang dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, seperti daging kambing, buah durian, minuman mengandung alkohol, dan garam. Apabila ini dilakukan dengan baik, Insya Allah tekanan darah tinggi Anda akan normal kembali.



Makanan Cepat Saji yang Sehat

Makanan Cepat Saji yang Sehat

Makanan cepat saji memang sudah terkenal tidak sehat. Makanan cepat saji banyak mengandung lemak dan kalori. Ini bisa mempengaruhi pencernaan dan membuat Anda gemuk. Tapi ada beberapa makanan cepat saji alternatif yang baik untuk kesehatan Anda. 

Coba simak cara sehat membuat makanan cepat saji yang rendah lemak dan kalori. Makanan cepat saji alternatif ini bisa membantu Anda menurunkan berat badan.

Berikut lima cara membuat makanan cepat saji yang sehat dan rendah lemak, Ahad (30/9).

1. Ayam bakar dan panggang lebih baik. Makanan cepat saji seperti ayam goreng bisa tinggi kalori dan lemaknya. Anda dapat membuat makanan lezat dan sehat dengan membakar atau memanggangnya. Membakar tidak memerlukan banyak minyak dan memanggang selain tidak hanya sedikit minyak tapi bisa menyimpan nutrisi dan vitamin yang bisa hilang karena terbakar. Jadi ayam bakar sama sehatnya dengan sepiring BBQ.

2. Tidak ada toping krim. Anda senang mendekorasi hidangan dengan topping? Jika Anda benar-benar sadar akan kesehatan tubuh, hindari topping dari makanan cepat saji Anda. Saus krim atau keju meleleh di hamburger atau sandwich tinggi kalori. Buatlah topping dengan keju ditambah bahan seperti telur, sayuran hijau, dan yoghurt.

3. Pilih Yoghurt dibanding krim. Anda senang menambahkan krim ke salad buah atau sayur? Krim bisa sangat berbahaya bagi kesehatan Anda. Krim sangat kaya akan kalori dan kolesterol jahat (LDL). Yoghurt adalah pengganti krim yang lebih sehat. Lezatnya makanan cepat saji Anda tidak akan rusak karena yoghurt. Tambahkan yang pedas seperti lada hitam dan serbuk cabe yang membuat makanan cepat saji Anda lebih enak.

4. Chocolate Milk Shake. Milk shake sangat tinggi kalori dan dikenal bisa meningkatkan kandungan gula di darah. Hindari menambahkan pemanis buatan seperti sirup mangga maupun sirup rose. Lelehkan cokelat hitam dan siapkan milk shake cokelat karena mereka rendah kalori. Pasalnya cokelat hitam bisa membantu menurunkan berat badan. Jadi Anda memilih makanan cepat saji yang sehat.

Dengan memilih makanan cepat saji yang sehat, Anda tidak perlu khawatir tentang berat badan karena mereka rendah kalori. Batasi penggunaannya. Konsumsi berlebihan dapat menjadi tidak sehat.

Jumat, 28 September 2012

Pengobatan-pengobatan Kanker yang Terbukti Secara Medis




 Pengobatan medis pada kanker sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa puluh tahun yang lalu, namun sampai saat ini belum terdapat pengobatan yang dapat menyembuhkan secara tuntas. Karena putus asa, bahkan banyak orang mencoba berbagai terapi alternatif yang diklaim dapat menyembuhkan.

Pada prinsipnya pengobatan kanker yang ada saat ini adalah menyembuhkan secara lokal di daerah tempat tumbuhnya (Local Control) dan berupaya agar tak menyebar ke tempat lain.

"Tidak ada obat yang bisa membunuh semua sel kanker. Sampai saat ini masih diteliti," jelas Dr Dradjat Ryanto Suardi, SpB(K) Onk, Ketua Umum PP Perhimpunan Onkologi Indonesia, saat dihubungi detikHealth, Rabu (26/9/2012).

Kesulitan terapi terhadap kanker adalah karena sel kanker berasal dari sel tubuh sendiri yang berubah sifat menjadi tidak terkontrol pertumbuhannya. Sehingga setiap pengobatan yang ditujukan kepada sel kanker akan berpengaruh terhadap sel tubuh normal.

Kesulitan lainnya, daya ikat antar sel (kohesi) yang rapuh sehingga sel kanker dapat dengan mudah terlepas karena tekanan yang ringan atau dapat pula melepaskan diri secara spontan.

Selain itu pada dinding sel terdapat enzim protease yang dapat mencerna protein sehingga sel kanker dapat dengan mudah menyelusup di antara jaringan tubuh di sekitarnya, bahkan dapat masuk ke pembuluh limfe atau pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain.

"Namun demikian pengobatan terhadap kanker terus berkembang dan dibuktikan bahwa bila pengobatan dilakukan dengan tepat dan pada stadium dini, maka penyakit kanker dapat dikontrol sehingga penderita kanker dapat hidup normal dan meninggal karena akibat lain dan bukan karena kankernya," lanjut dokter yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Penanggulangan Kanker RS Hasan Sadikin/FK Unpad Bandung.

Menurut Dr Dradjat, berikut terapi-terapi kanker yang terbukti secara medis:

1. Terapi Operatif (terapi lokal)
Terapi lokal dapat terbagi menjadi 2 kelompok. Pertama adalah terapi operatif dan terapi non operatif. Satu-satunya terapi yang dapat mengangkat tumor secara lengkap dengan daerah infiltrasinya hanyalah operasi. Tidak ada tindakan lain yang dapat mengangkat tumor secara lengkap selain operasi.

Namun operasi hanya berhasil baik bila kanker dapat diangkat secara utuh beserta daerah penyebaran lokalnya, karena itu penting untuk menentukan apakah kasusnya masih 'operable' atau tidak.

"Oleh karena itu seorang pasien seharusnya merasa senang bila akan di operasi karena itu menandakan penyakit kankernya masih dapat dikontrol secara lokal dan belum menyebar jauh. Bila terapi bedah dilakukan secara baik dan dilakukan oleh seorang yang mengerti benar mengenai pertumbuhan kanker serta pada saat yang dini, maka secara lokal kanker itu dapat disembuhkan," tegas Dr Dradjat.

2. Terapi Radiasi (terapi lokal)
Terapi lokal lain adalah terapi radiasi. Radioterapi menggunakan sinar pengion sehingga sel kanker dapat dihancurkan. Sayangnya, dengan cara ini tak dapat menghancurkan seluruh sel kanker karena mengikuti kaidah 'log cell kill', sehingga membunuh secara logaritmik yang mengakibatkan selalu ada sel kanker yang tersisa.

Tingkat kedalaman radiasi pun terbatas sehingga untuk kanker dengan ukuran besar radiasi tak akan dapat bermanfaat baik. Saat ini berkembang radiasi dengan alat khusus seperti 'linear accelerated' dengan daya tembus yang lebih dalam dan tidak terlalu menyebar sinarnya, sehingga daerah yang diradiasi akan lebih tepat.

3. Kemoterapi (terapi sistemik)
Terapi sistemik adalah terapi melalui infus sehingga obat dapat masuk ke seluruh sistem di tubuh. Kemoterapi termasuk terapi sistemik yang paling sering digunakan.

Kemoterapi dapat bersifat sebagai pelengkap (Adjuvant) terhadap operasi sehingga operasi akan mengontrol secara lokal, sedangkan kemoterapi mengontrol sel-sel kanker yang sudah menyebar ke tempat lain. Kemoterapi dapat juga bersifat sebagai terapi utama yaitu bila kanker sudah menyebar dan secara lokal pun sudah tidak dapat di operasi lagi.

Saat ini berkembang cara kemoterapi yang disebut 'Neo Adjuvant'. Dengan cara ini kemoterapi sebagian diberikan sebelum operasi (biasanya 3 siklus) dengan tujuan mengecilkan kanker yang besar sehingga operasi dapat dilakukan dengan baik yaitu mengengkat seluruh tumor beserta infiltrasi lokalnya. Sisanya 3 siklus lagi diberikan setelah operasi.

Kemoterapi dapat pula diberikan secara paliatif dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan bukan dengan tujuan menyembuhkan. Ketidaknyamanannya adalah efek samping yang cukup berat.

4. Terapi hormonal (terapi sistemik)
Pada kanker yang sensitif terhadap hormon seperti kanker prostat dan kanker payudara, maka bila terdapat reseptor hormonal yang positif dapat dilakukan terapi hormonal.

Caranya adalah dengan memberikan tablet atau suntikan anti-hormon sehingga tercipta suasana tubuh yang tidak nyaman untuk pertumbuhan sel kankernya. Terapi hormonal biasa diberikan sebagai adjuvant namun pada keadaan lanjut dapat diberikan secara paliatif.

5. Imunoterapi (terapi sistemik)
Terapi lain secara sistemik adalah imunoterapi, yaitu dengan menyerang sel kanker melalui sistem imun. Cara ini cukup efektif dan dengan efek samping yang ringan namun hanya secara spesifik menyerang 'sekelompok' sel kanker sehingga tidak semua sel kanker dapat dihancurkan.

Selain itu, cara ini membutuhkan biaya besar. Dengan cara ini berbagai upaya yang dikembangkan antara lain menyerang sistem yang mengatur pertumbuhan sel kanker atau dengan menghambat sistem aliran darah terhadap sel kanker. Dengan demikian kelompok sel kanker yang mempunyai tanda tertentu ('marker' atau 'receptor') dapat dijadikan target pengobatan dengan cara ini.

6. Trans Arterial Chemo Embolisasi (TACE)
Cara ini menggunakan kemoterapi juga namun biasanya obat kemoterapi diinfuskan ke pembuluh vena sehingga mengikuti aliran ke seluruh tubuh. Dengan cara TACE ini kemoterapi disuntikkan ke pembuluh darah arteri sehingga efeknya terjadi lokal dan dosis pun dapat dikurangi.

Kekurangan cara ini adalah apabila pembuluh arterinya banyak maka akan kurang efektif. Cara ini efektif pada organ dengan mempunyai pembuluh arteri utama sedikit sehingga efek terhadap organ tersebut dapat maksimal dengan efek samping minimal, seperti liver (hati).

7. Cryosurgery
Cara ini menggunakan alat yang dapat menurunkan temperatur setempat pada daerah yang dituju sehingga sel-sel menjadi rusak. Dapat dilakukan pada tumor besar sehingga tidak memerlukan operasi namun dengan tujuan paliatif sehingga hanya untuk mengecilkan massa tumor saja dan bukan untuk menyembuhkan.

Dengan cara ini tidak dapat ditentukan apakah batas-batasnya sudah bebas tumor atau belum, sehingga sangat berbeda dengan operasi di mana dapat memeriksa batas-batas operasi untuk meyakinkan bahwa tepi sayatan sudah bebas tumor atau belum.

Pengobatan komplementer atau alternatif?

Arti kata alternatif tersebut adalah pengganti. Sehingga orang menggunakan terapi alternatif sebagai pengganti pengobatan secara medis. Terapi alternatif ini menjanjikan penyembuhan dengan metode pengobatan sederhana dengan cara minum ramuan, dipijat, akupuntur, ditotok ataupun dengan metode yang tak dapat dicerna oleh akal sehat seperti penyakitnya dipindahkan ke binatang, mengonsumsi racun ular, disengat lebah bahkan terlebih aneh lagi ada yang mengonsumsi urine sendiri.

"Hal ini tentunya dilakukan dengan harapan dapat sembuh dengan tidak perlu dioperasi atau diradiasi terlebih lagi di kemoterapi. Namun setelah terbukti terapi alternatif tersebut gagal, maka dengan mudahnya pemberi jasa pengobatan alternatif memakai alasan tidak berjodoh atau tidak cocok," pungkas Dr Dradjat.

Padahal biaya yang dikeluarkan oleh penderita tidak kecil, dikatakan jasanya gratis tetapi harus membeli ramuan yang berharga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Bukti yang diperoleh pun hanyalah bukti testimonial atau mitos leluhur yang tentunya bukan merupakan dasar yang kuat untuk orang yang mau berpikir.

Agar masyarakat mendapatkan pengobatan yang benar-benar bermanfaat, maka perlu dilakukan metode yang terstruktur dan terukur seperti uji klinis dengan berbagai tingkatan, sehingga dapat dibuktikan bahwa dimanapun pengobatan dilakukan asal dengan metode yang sama akan mencapai hasil yang sama pula.

Sebenarnya pengobatan medis juga menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan, seperti contohnya obat kemoterapi Paclitaxel berasal dari kulit pohon sejenis pinus yang disebut Taxus Baccata di Amerika dan Taxus Chinensis di Asia. Contoh lain Vincristine berasal dari bunga Vinca Rossea dari Madagaskar. Tetapi kemudian dicari dan dipisahkan zat aktifnya sehingga dapat ditentukan dosisnya secara akurat.

Sebaliknya, pengobatan alternatif menggunakan herbal dengan tanpa mengetahui zat aktifnya langsung dipasarkan ke masyarakat.

"Sebenarnya hal ini sangat tidak etis, karena bahkan sudah dikonsumsi manusia sebelum uji binatang. Walaupun telah diuji di laboratorium tentang kandungannya, tetapi zat aktifnya belum diketahui dan disaripatikan, belum diukur kadarnya, belum ditentukan dosisnya, belum diketahui efek sampingnya. Sungguh hal ini amat memprihatinkan karena masyarakat langsung tergiur oleh harapan betapa sederhananya pengobatan tersebut, padahal sungguh tak masuk akal bila benar-benar ingin mengkajinya dengan akal sehat," papar Dr Dradjat.

Di mancanegara pun berkembang pula penelitian tentang terapi alternatif seperti herbal, akupunktur, hipnose dan banyak lagi lainnya, tetapi hanya digunakan untuk menunjang terapi medis seperti untuk mengurangai rasa sakit, mengurangi mual, meningkatkan daya tahan tubuh dan memulihkan nafsu makan yang menurun tetapi belum pernah ada yang khusus ditujukan untuk pengobatan kanker secara mandiri.

Bahkan Traditional Chinese Medicine pun di negaranya digabung dengan metode pengobatan barat. Di Belanda lebih kurang 10% pasien datang ke pengobatan alternatif selain ke dokter, sedangkan di Indonesia mungkin lebih dari separuh pasien kanker menjalani juga pengobatan alternatif.

Di Indonesia terdapat 9600 jenis tanaman obat tetapi yang dimanfaatkan baru 350 jenis sedangkan yang sudah diuji klinis sehingga disebut fitofarmaka baru 5 jenis yang tidak satupun indikasinya terhadap kanker. Ujiklinis terhadap tanaman obat itu penting dilakukan bukan untuk mempersulit pengembangan pengobatan alternatif tetapi sebagai upaya untuk menghargai hak pasien terhadap informasi yang benar dan tidak menyesatkan.

"Oleh karena itu, jadikanlah terapi lain selain medis sebagai terapi komplementer yaitu untuk melengkapi terapi medisnya misalnya untuk meningkatkan keadaan umumnya, menambah nafsu makan. Kalau memang percaya bahwa terapi herbal, terapi tradisional dapat menyembuhakan, maka gunakanlah setelah terapi medis yang sudah jelas buktinya secara statistik mengenai prosentase kesembuhannya dan bukan hanya testimonial yang belum tentu benar, tutup Dr Dradjat.
 
sumber: health.detik.com

Waspadalah! Orang-orang Ini Berpotensi Kena Kanker




Setiap orang yang tidak menjalani hidup sehat punya potensi untuk diserang kanker. Tapi potensi lebih besar bisa mengincar orang-orang yang tinggal atau hidup di lingkungan tertentu.

"Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan kanker, mulai dari bawaan genetik, lingkungan, bahan kimia di sekitar, kebiasaan makan tak sehat, kurang olahraga, serta penyebab tidak langsung dari infeksi, hepatitis dan HIV," jelas Dr Ronald Hukom, SpPD, KHOM, dokter ahli kanker dari RS Kanker Dharmais saat berbincang dengan detikHealth, Rabu (27/6/2012).

Setiap orang-orang dengan faktor risiko tersebut berpotensi untuk terkena kanker. Tapi Dr Ronald menjelaskan ada orang-orang yang memiliki potensi lebih besar terkena kanker, yaitu:

1. Orang gemuk

Berdasarkan studi diketahui bahwa perempuan menopause yang bertubuh gemuk (obesitas) memiliki risiko 35 persen lebih tinggi terkena kanker payudara 'triple-negative' dibanding perempuan yang tidak obesitas. Kanker payudara 'triple-negative' ini tergolong jenis kanker payudara yang agresif.

Perempuan gemuk juga memiliki peningkatan risiko sebesar 39 persen terkena kanker payudara reseptor estrogen positif, yaitu suatu jenis kanker yang akan diberi makan oleh hormon estrogen.

Penyebab kegemukan sendiri seperti makanan berlemak, gorengan, kurang serat, serta kurang olahraga, juga merupakan faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker. Jadi tidak berlebihan bila orang yang bertubuh gemuk perlu lebih waspada terhadap ancaman bahaya kanker.

2. Perokok

Rokok merupakan penyebab utama dari berbagai kanker, terutama kanker paru. Kanker paru sendiri menempati urutan ketiga kanker terbanyak yang diderita orang Indonesia, khususnya oleh kaum lelaki yang perokok.

Umumnya tidak ada satu pun organ di dalam tubuh yang tidak terpengaruh oleh asap rokok, karenanya hampir semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok. Hal ini karena di dalam satu batang rokok mengandung 4.000 senyawa kimia yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik) atau karsinogenik (bisa menyebabkan kanker).

3. Pekerjaan tertentu

"Kanker juga berisiko untuk orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahan kimia atau bahan tertentu, seperti asbes (kanker paru), pekerja tambang (kanker paru), pekerja bengkel (kanker paru), pekerja di perkebunan yang sering terpapar insektisida hama, pekerjaan lain yang terpapar radiasi berlebihan. Ini semua bisa meningkatkan risiko kanker," jelas Dr Ronald.


sumber : health.detik.com

Jangan Pernah Menyerah Melawan Kanker




Diagnosis penyakit kanker bukanlah akhir dari segalanya. Selain masih dapat disembuhkan jika terjadi pada stadium awal, ada berbagai jenis pengobatan medis yang bisa dilakukan. Tak hanya lewat medis, kondisi psikis juga dapat mempengaruhi penyakit ini.

Memang pada pasien kanker yang sudah menginjak stadium parah kemungkinan bertahan hidupnya rendah sekali. Namun bukan berarti lantas menyerah begitu saja. Jika masalahnya uang, pasien kanker sekarang tidak perlu mengkhawatirkan biaya pengobatan karena bisa ditanggung oleh Jamkesmas.

"Pada pasien yang sudah tidak dapat diselamatkan, dokter umumnya melakukan penanganan untuk mengatasi gangguan-gangguan yang menyertai kanker, misalnya nyeri akibat kanker. Jadi dokter akan berupaya agar pasien ini tidak terlalu merasa sakit, bukan lagi berupaya menyembuhkan kankernya," kata Dr dr Andhika Rachman, SpPD, dokter ahli kanker dari RS Kanker Dharmais kepada detikHealth, Rabu (26/9/2012).

Menurut dr Andhika, pengobatan pada pasien kanker stadium akhir perlu diberikan dengan berfokus pada quality of life dan quality of death pasien. Beberapa kondisi yang memberatkan pasien untuk beraktifitas sebisa mungkin dikelola agar tidak terlalu mengganggu.

Untuk membuat pasien lebih kuat menghadapi penyakitnya, nutrisi adalah hal yang penting karena metabolisme pasien kanker meningkat 2 kali lipat. Selain itu, dorongan moril juga penting karena tekanan psikis yang dialami pasien dapat memperburuk kondisinya.

"Penelitian menemukan bahwa stres membuat tubuh melepaskan hormon sitokin inflamasi yang memicu peradangan dan membuat kanker bertambah parah. Pasien yang lebih jarang stres ditemukan bisa bertahan hidup lebih lama dibandingkan yang stres karena hormon pemicu peradangannya lebih rendah," kata dr Andhika.

Pengobatan kanker memang bisa memakan banyak waktu dan tenaga sampai-sampai menyebabkan pasien putus asa. Namun dengan berpikir positif, pengobatan kanker bisa terasa lebih ringan dan gejala penyakitnya tidak begitu memberatkan.

Oleh karena itu, saat ini banyak dibentuk support group dan terapi kelompok bagi pasien kanker. Tujuannya adalah para pasien kanker serta mantan pasien kanker dapat saling memberikan dukungan moril kepada pasien. Dengan demikian, pasien kanker tidak merasa sendirian dan kualitas hidupnya juga akan meningkat.

sumber : health.detik.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India