Selasa, 11 September 2012

Nyeri Lutut



Nyeri lutut termasuk salah satu keluhan yang sering membawa seseorang pergi ke dokter, dimana
kejadiannya semakin meningkat bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan kesadaran akan
pentingnya berolahraga. Olah raga memang telah terbukti merupakan komponen penting untuk
mencapai kesehatan, tetapi tidak dilakukan dengan benar justru akan menimbulkan keluhan, salah
satunya adalah nyeri lutut.

Ada 2 jenis nyeri lutut, yaitu akut dan kronis.

1. Nyeri lutut akut

Nyeri lutut akut adalah nyeri lutut yang timbul tiba-tiba (beberapa saat sampai beberapa hari yang
lalu), biasanya terjadi setelah melakukan aktivitas yang berat seperti loncat, lari atau setelah
mendapat trauma misalnya cedera olah raga dan kecelakaan lalu lintas. Sumber dari rasa nyeri pada
lutut akut bisa berasal gangguan struktur anatomi lutut, yaitu ; tulang, tulang rawan, ligament, otot,
tendo, bantalan otot dan bantalan sendi.

Apa yang harus dilakukan setelah cedera lutut ?
Jika timbul nyeri lutut akut, yang harus dilakukan adalah beristirahat, terutama jika sedang melakukan
olah raga. Setelah itu kompres bagian yang nyeri dengan es selama 15-20 menit, kemudian balut
dengan menggunakan elastis perban, dan posisi lutut ditinggikan dengan cara mengganjal
pergelangan kaki yang cedera dengan bantal pada posisi berbaring. Untuk sementara lutut yang
cedera tidak digunakan untuk menyangga berat badan (berdiri). Disarankan untuk segera
memeriksakan diri ke dokter, karena bisa saja nyeri disebabkan gangguan yang serius seperti patah
tulang, tergesernya hubungan antar tulang, robek ligament, robek tendon atau robek meniscus. Nyeri
lutut akut yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan gangguan fungsi lutut dikemudian
hari, bahkan dapat menimbulkan kecacatan.

2. Nyeri Lutut Kronis

Nyeri lutut yang dirasakan sudah lama (lebih 2 minggu). Sifat nyeri biasanya ngilu dan pegal pada
lutut, dan timbul terutama setelah berjalan agak jauh atau banyak berdiri. Nyeri lutut kronis yang
paling sering terjadi adalah disebabkan oleh osteoarthritis (pengapuran sendi), bursitis (radang
bantalan sendi), tendinitis (radang ujung otot), atau kasus lebih jarang seperti rematoid arthritis dan
gout. Osteoarthritis adalah penyebab tersering nyeri sendi pada usia di atas 50 tahun, dan
merupakan penyakit degenerasi / penuaan sendi yang menyerang struktur tulang rawan sendi. Pada
pemeriksaan rontgen tampak tonjolan pada ujung tulang yang disebut “spur” atau “pengapuran”.
Sendi yang terkena biasanya sendi yang berfungsi menumpu berat badan, yaitu lutut dan
pergelangan kaki. Penyebab osteoarthritis ada dua yaitu primer dan sekunder.


Osteoarthritis Primer tidak diketahui penyebabnya dengan pasti, kemungkinan besar adalah factor
keturunan dan factor usia. Sedangkan osteoarthritis sekunder disebabkan oleh cedera lutut yang
terjadi di waktu silam, misalnya cedera lutut saat bermain sepak bola, basket, atau karena beban
sendi yang berlebihan misalnya pada orang dengan berat badan berlebihan. Akibatnya stabilitas
sendi lutut akan terganggu sehingga memicu terjadinya osteoarthritis.
Apakah akibatnya jika nyeri lutut tidak ditangani dengan sempurna ?
Nyeri lutut dapat menghambat aktivitas penderita, lambat laun dapat terjadi kelemahan otot di
sekitar lutut, yang akhirnya dapat terjadi pengecilan otot dan perubahan bentuk sendi lutut. Jika tidak
ditangani dengan tepat, lambat laun dapat terjadi kekakuan sendi, sehingga penderita kesulitan untuk
berdiri, berjalan dan selalu merasakan nyeri.

Bagaimana penanganan nyeri lutut kronis ?

Dokter harus menegakkan diagnose nyeri lutut pasien dengan tepat, sehingga dapat diberikan
penanganan yang sesuai.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penanganan nyeri lutut kronis, yaitu :
Mengenali dan mengatasi kondisi yang dapat meningkatkan beban sendi lutut, seperti berat badan
yang berlebihan, aktivitas yang salah atau berlebihan seperti banyak berlutut, lompat, naik turun
tangga, gerakan lutut terpuntir, atau penggunakan alas kaki yang tidak tepat. Upaya tersebut
dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan pasien, sehingga pasien termotivasi untuk
bekerjasama dengan dokter dalam upaya mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
Mempertahankan stabilitas lutut melalui latihan penguatan otot sekitar sendi lutut, dan mengurangi
beban pada sendi lutut. Latihan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot paha
bagian depan, meningkatkan fungsi sendi, dan mencegah kekakuan otot paha bagian belakang.
Latihan sebaiknya dilakukan tanpa membebani lutut, yaitu dengan cara duduk, berbaring, sepeda
atau didalam air.
Mengatasi nyeri dengan menggunakan obat penghilang nyeri dan bengkak, tetapi mengingat efek
samping yang merugikan seperti nyeri ulu hati, maka penggunaan obat anti nyeri harus dibawah
pengawasan dokter. Sebagai pengganti obat dapat digunakan modalitas terapi listrik untuk
mengurangi nyeri yaitu TENS (Transcutaneus Electro Nerve Stimulation) atau penggunaan modalitas
terapi panas seperti MWD (Microwave Diathermy) atau USD (Ultrasound Diathermy).
By : Dr. Lia Marliana, SpOT
http://www.mitrakeluarga.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India